Laman

Jumat, 10 Juni 2016

2 Pembalap Indonesia Bakal Jadi Murid Valentino Rossi di Italia


MotoGP - Valentino Rossi memberikan kesempatan bagi lima pembalap berbakat Asia untuk menjadi murid di VR46 Academy miliknya. Bahkan lima pembalap itu akan mendapat bimbingan langsung dari Rossi di kampung halamannya, Italia.

Ada lima pembalap asal Asia yang terpilih untuk berguru pada Rossi. Yakni Peerapong Loiboonpeng (Thailand), Soichiro Minamimoto (Jepang), Kasma Daniel Bin Kasmayudin (Malaysia) dan dua pembalap Indonesia, Galang Hendra Pratama dan Imanuel Putra Pratna.
Mereka merupakan pemenang dalam Asia Road Racing Championship 2016 yang digelar Maret lalu. Rencananya lima pembalap muda itu akan dikirim ke Italia pada 4 hingga 8 Juli mendatang.

"Saya sangat bahagia bisa berperan aktif dalam kegiatan ini. Apalagi punya kesempatan untuk melatih mereka di Misano, markas VR46 Academy," kata Rossiseperti dilansir Speedweek.

"Mereka akan mengikuti program yang sama dengan murid di VR46 Academy, berat memang namun bakal menyenangkan. Kami berharap para pembalap muda bisa meraih prestasi yang tertinggi," kata Rossi.

Valentino Rossi Puji Perkembangan Michelin


MotoGP - Michelin memang masih menjadi sorotan dalam balapan MotoGP. Beberapa pembalap masih tak bisa menyesuaikan diri dengan penggunaan ban Michelin. Pada saat uji coba di Malaysia, Michelin bahkan membuat pembalap Loris Baz mengalami kecelakaan hebat.
Namun, pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi mengaku sangat mengapresiasi perkembangan yang dilakukan oleh Michelin. Dirinya mengaku sangat puas dengan penampilan ban belakang Michelin, tetapi ban dirinya memang mengakui adanya kekurangan pada ban depan Michelin.
“Bagi saya, Minchelin bekerja sangat keras untuk memberikan penampilan terbaik mereka. Mereka mengakomodasi kami dengan banyaknya pilihan ban. Sebagai contoh pada uji coba di Spanyol, ban belakang yang mereka tawarkan sangat baik dalam daya cengkram,” papar Rossi seperti diwartakan Speedweek, Kamis (9/6/2016).
“Bersama dengan ban yang ada, saya merasa sangat percaya diri. Saya memang telah mencoba ban depan, tetapi saya lebih senang dengan keadaan yang ada pada ban belakang,” tambah pembalap yang menjuarai seri Catalunya tersebut.

Yamaha Tak Mungkin Bongkar Rahasia M1


MotoGP - Sejak mesin Yamaha YZR-M1 Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi ”ngebul” di GP Italia beberapa waktu lalu, pabrikan garputala itu harus berhemat penggunaan mesin. Adapun jika permasalahannya berkepanjangan, Yamaha harus bertahan dengan tidak meminta perbaikan/ bongkar mesin.
Komentator MotoGP Matteo Guerinoni mengatakan bahwa jatah satu mesin rata-rata digeber 500 km. Sementara mesin Rossi belum 400 km sudah ”meleduk”. Yamaha harus berhemat dengan mesin tersisa.
”Kebutuhan satu musim adalah total sekitar 9.000 km, dan tim pabrikan (factory) hanya dapat 7 mesin,” kata Matteo usai balap GP Spanyol di Catalunya, (5/6/2016).
Disinyalir, saat ini Jorge dan Vale sudah memakai tiga mesin (satu ngebul). Artinya, masing-masing masih menyisakan empat mesin baru dan dua mesin lama. Balapan sendiri masih panjang, tersisa 11 seri lagi.
Buka MesinMasalah mesin atau engine failure, Yamaha sudah menjelaskan permasalahannya via Pemimpin proyek pengembangan YZR-M1 Yamaha Kouji Tsuya. Baca: Akhirnya Yamaha Buka Penyebab Teknis Motor Rossi.
Tapi jika dinyatakan bahaya, pabrikan bisa meminta perbaikan atau bongkar mesin. Masalahnya, seperti kita ketahui, tim-tim pabrikan dikekang dengan aturan engine freeze, atau tak boleh ada perubahan selama satu musim penuh.
”Jika memang dinyatakan bahaya (buat pebalap tim dan pebalap lain), memang harus bongkar. Tapi Yamaha harus minta izin komite yang di sana ada semua tim atau MSMA (Motorcycle Sports Manufacturers' Association) ,” jelas Matteo.
Tapi, masalahnya, menurut Matteo, hal ini akan sangat berbahaya buat Yamaha. Sebab, MSMA akan meminta detail permasalahannya, lalu Yamaha harus memberi tahu teknis dan material penyebab mesin meledak. Artinya, secara tidak langsung, Yamaha membuka ”rahasia dapur” sendiri.
”Ini bisa jadi sangat dihindari. Kalau memang harus bongkar karena alasan safety, masalahnya di komite bukan semua orang baik. Bisa saja sudah dikasih tahu, tapi malah tidak diberi izin untuk membongkar. Bahaya. Saya yakin Yamaha tetap bertahan dengan mesin mereka,” kata Matteo.

Valentino Rossi-Max Verstappen Bertemu di MotoGP Belanda


MotoGP - Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossimengaku dirinya akan melakukan pertemuan dengan pebalap muda sensasional yang membela Red Bull Racing di Formula 1, Max Verstappen di MotoGP Belanda, yang bakal digelar di Sirkuit Assen pada 24-26 Juni mendatang.

Banyak pihak menghubungkan kemenangan Rossi di Catalunya, Spanyol akhir pekan lalu dengan kemenangan Verstappen di tempat yang sama pada pertengahan Mei lalu, di mana pebalap berusia 18 tahun itu pertama kali membela Red Bull Racing dan langsung meraih kemenangan perdananya di F1.

"Saya selalu menonton F1. Soal Max, saya sudah menyadari keberadaannya sejak ia menjadi pebalap gokart yang sukses. Sangat menakjubkan melihat yang ia raih dalam usia yang begitu muda. Kecepatannya mengagumkan, dan balapannya di Barcelona begitu fantastis," ujar Rossi kepada Speedweek.

Saat ini, Verstappen yang berkebangsaan Belgia-Belanda tengah berada di peringkat keenam pada klasemen pebalap dengan 38 poin. Ia pun akan menjalani seri ketujuh F1 2016 akhir pekan ini di Montreal, Kanada.

"Max memang diuntungkan kecelakaan Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, tapi hal ini tak membayangi kesuksesannya. Jika saya tidak salah, saya bisa bertemu dengannya di Assen. Jika benar-benar terwujud, maka saya akan sangat senang," tutup Rossi.

Sasis Baru Bikin Vinales Lebih Pede Lahap Tikungan MotoGP


MotoGP - Tidak ada waktu istirahat bagi pembalap Suzuki Ecstar,Maverick Vinales meski sudah menyelesaikan balapan MotoGP Barcelona, 5 Juni 2016. Dia beserta timnya sedang mempersiapkan motor untuk balapan di Assen, Belanda, 26 Juni mendatang.

Saat ini, Vinales bersama Suzuki Esctar berada di Valencia, Spanyol. Mereka tengah mengembangkan sasis baru yang bakal dipasang di Suzuki GSX-RR.
Ketika pengujian selesai dilakukan, pembalap asal Spanyol itu cukup puas dengan sasis baru Suzuki. "Kami sangat fokus saat menguji sasis baru di Valencia. Dengan sasis baru ini saya benar-benar lebih percaya diri," ucapnya, dikutip dari Motorcyclenews.com.

"Suzuki bekerja ekstra keras untuk memodifikasi sasis agar lebih efisien. Sekarang saya lebih optimistis ketika melahap tikungan. Perubahan ini membuat saya menjadi lebih agresif," katanya.
Rekan duet Valentino Rossi di Movistar Yamaha pada MotoGP 2017 itu menambahkan, Suzuki tidak memakai sasis barunya saat balapan di Barcelona karena belum diuji secara menyeluruh.

"Saat balapan di Barcelona, kami memutuskan untuk menggunakan sasis lama. Sebab, terlalu berisiko bila memakai yang baru. Namun dengan pekerjaan yang kami lakukan di Valencia dan pengaturan baru, saya rasa kecepatan motor kami meningkat signifikan," ujar Vinales.

Saat balapan di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Vinales finis di posisi keempat. Dia kalah cepat dari Rossi yang keluar sebagai pemenang dan dua rider Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa.

Dari tujuh balapan yang sudah dijalani, Vinales berada di posisi kelima dalam klasemen pembalap MotoGP. Dia mengemas 72 poin.

Valentino Rossi Direncanakan Bakal Memakai Sasis Baru di MotoGP Assen


MotoGP - Kemenangan rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi dalam MotoGP Catalunya Spanyol pada akhir minggu kemarin pun membuatnya beserta tim makin gencar serta semangat buat bisa kembali memperoleh hasil yang paling baik di seri setelah itu. Salah satu langkahnya yaitu memperbaiki performa dari Rossi sendiri serta pastinya juga dari motor andalannya, YZR-M1. Yamaha dijelaskan tengah buat persiapan sasis dan arm yang anyar buat motor Rossi di saat mengaspal di GP Assen tanggal 26 Juni 2016 yang akan datang nanti.
Movistar Yamaha telah melaksanakan pelajari profil ban dari Michelin yang baru buat sisi ban belakangnya. Tim Movistar segera saja melakoni sekali run imbuhan pas di Catalunya manfaat menguji dari penggunaan frame yang anyar. Hal tersebut pun memperoleh respon yang sangat positif dari Rossi sendiri.
Bahkan ia juga mengungkapkan jika frame baru tersebut kesan pertama yang ciamik. “Besok dengan lebih banyak waktu saya akan menguji sasis yang lebih dalam lagi. Besok dapat jadi hari yang penting lantaran kami punya beberapa sesi baru, seperti sasis, swingarm serta beberapa sesi lainnya dari hasil pengembangan Yamaha. Ini bakal menjadi hal yang sangat menarik untuk dipahami apabila kami bisa meningkatkan sedikit” terang Valentino Rossi, seperti yang dilansir oleh Motovaganza pada Rabu, 8 Juni 2016 kemarin.
Tim Movistar Yamaha sendiri menerangkan apabila sasis anyar yang bakal dipasang di motor Rossi memiliki perbedaan dengan sasis alternatif tahun 2016 yang telah dilakoni pengujian saat musim dingin yang lalu. Menurut kabar yang beredar, model dari sasisnya nanti seperti model lama, yang sudah pernah tersemat pada motor milik Yamaha itu. Terkait sasis tersebut bakal mulai digunakan oleh Rossi saat membalap di Assen juga belum menjadi keputusan yang bulat. Namun memang rencananya GP Assen nanti bakal jadi momen perbaikan performa YZF-M1.
Jelasnya, tim Movistar Yamaha ingin memberikan sasis terbaik untuk motor yang ditunggangi ridernya. “Tugas utama kami adalah untuk memutuskan mana sasis yang terbaik. Apabila kami menarik kesimpulan bahwa kerangka baru yang lebih baik lagi, kami mungkin bakal memakai pada babak selanjutnya, yakni di (MotoGP) Assen” ungkap Massimo Maregalli selaku Direktur Tim Movistar Yamaha.

Kekesalan Bos Tim Yamaha Usai Dipastikan Bakal Ditinggal Dua Pembalapnya


MotoGP - Pada akhir gelaran MotoGP musim 2016, Tim Monster Yamaha Tech 3 memang bakal kehilangan dua pembalapnya, yakni Pol Espargaro dan Bradley Smith. Kedua pembalap itu disebut-sebut bakal mentas bersama tim pendatang baru di MotoGP 2017, yakni KTM.
Kondisi tersebut lantas mendapatkan tanggapan langsung dari bos Tim Monster Yamaha Tec 3, Herve Poncharal. Ia mengatakan bahwa saat ini, Tim Monster Yamaha Tech 3 bukan lagi tim yang dipandang sebagai tim elite di MotoGP.
“Saat ini, kami adalah tim yang memiliki reputasi paling kecil dibandingkan para pesaing. Itu terbukti dengan kenyataan kami bakal kehilangan dua pembalap kami di akhir musim ini,” jelas Poncharal, seperti dikutip dari Speedweek, Rabu (8/6/2016).
Selain itu, Poncharal juga mengomentari mengenai kandidat pembalap yang mereka rekrut untuk jadi bagian Tim Monster Yamaha Tech 3 pada MotoGP 2017. Ia mengatakan sudah ada beberapa nama yang semakin dekat untuk bergabung dengan mereka tahun depan.
“Saat ini, kami sudah memiliki beberapa nama (calon pembalap Tim Monster Yamaha Tech 3). Akan tetapi kami belum bisa mengatakan hal lebih, karena semua itu baru sebatas negosiasi awal dan belum ada kesepatakan apa pun dengan sang pembalap,” tuntasnya.

Berita Hasil MotoGP 2016 Terbaru: Ini Dia Alasan Utama Pol Espargaro Keluar Dari Yamaha Monster Tech 3


MotoGP - Berita Hasil MotoGP 2016 Terbaru: Ini Dia Alasan Utama Pol Espargaro Keluar Dari Yamaha Monster Tech 3. Pembalap berkebangsaan Inggris yang menjadi pembalap andalan Yamaha Monster Tceh 3 Pol Esapargaro nampaknya ia sangat serius untuk meninggalkan Yamaha di musim depan, dan ia akan merapat ke tim pabrikan KTM.
Hal tersbeut di sampaikan langsung oleh Pol Esapargaro beberapa waktu yang lalu, dalam pernyataannya ia menjelaskan jika dirinya saat ini tidak mau memaksakan untuk tetap bersama Yamaha, karena di samping ia ingin menyalurkan mimpinya untuk menjadi pembalap pabrikan, nampaknya ia juga menyinggung sikap petinggi Yamaha yang kurang memperhatikan pembalap di tim satelit.
Dan menurut petinggi Yamaha Monster Tech 3, Herve Poncharal, keputusan yang di ambil oleh Pol Esapargaro tersbeut juga di dasari oleh minimnya kesempatan di Yamaha untuk menjadi pembalap utama di tim pabrikan Yamaha Movistar. Yamaha Movistar lebih memilih untuk mencari rider papan atas untuk pergantian  ridrnya, jadi karena itu pula Pol Espargaro inginkan pindah ke KTM.
“Keputusan Pol Espargaro itu (hengkang dari Tim Monster Yamaha Tech 3) adalah cermin bahwa tidak ada kepercayaan tim pabrikan kepada para pembalap kami,” ucap Poncharal, seperti dikutip Speedweek, Kamis (9/5/2016).
“Anda sendiri sudah tahu bahwa kami sudah tidak dipercaya untuk menyediakan pembalap untuk tim pabrikan sejak terakhir kali dialami oleh Ben Spies pada 2010. Itulah yang membuat Pol lebih memilih berada di tim baru seperti KTM tahun depan,” tuntas pria asal Prancis tersebut.
Keputusan Yamaha Movistar ayng tak mau ambil pembalap dari tim satelit itu membuat banyak rider yang berada di tim satelit merasa seperti di acuhkan oleh Yamaha.

Johann Zarco Siap Gabung Tech 3 di MotoGP 2017


MotoGP - Pebalap Ajo Motorsport sekaligus juara bertahan Moto2,Johann Zarco santer dikabarkan akan menggantikan Pol Espargaro di Monster Yamaha Tech 3 musim depan, meski telah menandatangani perjanjian prakontrak dengan Suzuki, demikian yang dilansir Speedweek.

Dalam perjanjian prakontraknya dengan Suzuki, Zarco dipastikan akan membela pabrikan asal Hamamatsu, Jepang tersebut di Suzuki 8 Hours, Jepang 28-31 Juli mendatang, serta akan mendapat kesempatan menjalani uji coba di atas motor GSX-RR yang musim ini dikendaraiMaverick Vinales dan Aleix Espargaro.

Meski perjanjian ini tak memperbolehkan Zarco bernegosiasi dengan tim lain, pebalap Prancis ini akan resmi bebas melakukan diskusi dengan tim lain bila Suzuki Ecstar benar-benar mengumumkan bergabungnya bintang Moto2 lain, Alex Rins yang diperkirakan akan dilakukan di Assen, Belanda dua pekan mendatang.
Zarco masih berkesempatan membela Suzuki bila pabrikan itu menurunkan tim satelit, namun Suzuki sendiri belum bisa memastikannya. Bergabungnya Zarco akan membuat pimpinan Tech 3,Herve Poncharal senang, mengingat Zarco dan timnya sama-sama berasal dari Prancis. Apalagi Poncharal menegaskan bahwa Rins dan Zarco adalah pilihan tersisa yang ia punya.

Zarco yang bulan depan akan berusia 26 tahun memang tak lagi muda untuk ukuran Tech 3 yang berstatus tim junior Yamaha. Meski begitu level performanya tetap menarik bagi Poncharal. Saat ini Zarco berada di peringkat ketiga pada klasemen pebalap dengan 106 poin, serta mengoleksi empat podium, termasuk tiga kemenangan.

Rossi-Marquez Damai, Baik untuk MotoGP


MotoGP - Direktur Komunikasi dan Marketing Honda Racing Corporation (HRC) sekaligus Team Principal Repsol Honda, Livio Suppomelontarkan pujian atas tindakan sportif yang dilakukan Valentino Rossidan Marc Marquez di MotoGP Catalunya, Spanyol akhir pekan lalu, di mana mereka akhirnya berjabat tangan.

Aksi ini pun mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, mengingat keduanya berselisih sejak penghujung musim lalu, di mana Rossi menuduh Marquez sengaja membantu Jorge Lorenzo meraih gelar dunia. Momen jabat tangan ini pun dinilai Suppo baik untuk MotoGP.

"Pekan balap di Catalunya menyajikan banyak emosi, sesi mengheningkan cipta (untuk mendiang Luis Salom) sangat menyentuh, balapan berjalan seru, dan perdamaian mereka datang secara alami, bahkan membuat ending-nya makin indah!" ujar Suppo kepada La Gazzetta dello Sport.
Suppo yang merupakan mantan manajer tim Ducati Corse pun berharap para penggemar MotoGP tak lagi harus berselisih dan mulai belajar menghormati semua pebalap.

"Saya senang. Keduanya pebalap hebat, dan perdamaian mereka sangat baik untuk MotoGP, di mana begitu banyak ketegangan. Semoga para penggemar memahami bahwa semua pebalap berhak dihormati, karena MotoGP merupakan olahraga yang sangat berisiko," tutupnya.

Lorenzo: Hukuman Penalti di MotoGP Terlalu Lembek


MotoGP - Pembalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo mendesak peraturan soal pemberian penalti diubah. Lorenzo menilai, saat ini, peraturan penalti bagi pembalap MotoGP yang melakukan pelanggaraan terlalu lemah.

"Bagi saya, dengan peraturan penalti yang menyangkut poin, kita berada dalam kondisi yang tak bagus," kata Lorenzo seperti dikutip Autosport.

Pernyataan ini dilontarkan Lorenzo usai insiden yang melibatkan dirinya dengan pembalap Ducati, Andrea Iannone di balapan Catalunya, akhir pekan lalu.  Iannone yang dinilai bersalah dihukum harus start dari belakang pada balapan di Assen, Belanda akhir pekan ini.

Lorenzo menambahkan, penalti yang diberikan pada para pembalap seharusnya bisa lebih keras. Ia mencontohkan saat di awal tahun 2000-an penalti yang diberikan adalah larangan tampil di satu balapan.
"Pada 2003, Hopkins membuat kesalahan di Motegi dan dia dihukum satu balapan. Saya membuat kesalahan di 2005 lalu dihukum satu balapan," ujar Lorenzo.

Menurut Lorenzo, hukuman penalti yang berat akan memberikan efek jera bagi para pembalap yang memiliki gaya agresif. "Di sepak bola, jika kita membuat tekel keras, hukumannya adalah kartu merah dan larangan tampil minimal satu pertandingan," kata Lorenzo.

"Jika Anda tidak punya hukuman yang keras, Anda tidak akan berubah. Terkadang, Anda harus mengerti sesuatu harus diubah ketika hal tertentu terjadi pada Anda. Jadi, mari lihat apakah para pembalap lain beropini sama dengan saya, dan lihat apakah kita bisa mengubah sesuatu bersama," ujar Lorenzo mengakhiri.
Untuk diketahui, sistem penalti sebetulnya sudah sempat diubah awal tahun ini oleh Federasi Olahraga Motor Internasional (FIM). Dalam aturan yang baru, pembalap hanya akan didiskualifikasi dari balapan selanjutnya, apabila telah mengumpulkan 10 poin penalti.

Dalam peraturan sebelumnya dijelaskan bahwa setiap pembalap yang mencapai 4 poin penalti akan mengawali balapan berikutnya dari posisi paling belakang. Sementara pembalap yang mencapai 7 poin penalti akan mengawali balapan berikutnya dari pitlane. Sedang untuk 10 poin penalti akan dilarang tampil di balapan berikutnya.

Berita MotoGP 2016 Terbaru : Pedrosa tuding Marques ” Biang Keladi ” Morat-Maritnya Tim Honda Satelit !!


MotoGP - Merosotnya performa para rider tim Honda Satelit di gelaran MotoGP musim ini, tak luput dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh besar. Salah satunya seperti apa yang diungkapkan joki tim Repsol Honda Dani Pedrosa. Pemilik nomer 26 tersebut  justru menuding Marc Marquez sebagi biang keladi kegagalan sejumlah pembalap tim satelit Honda di MotoGP 2016.
Menurut Pedrosa, Honda terlalu memprioritaskan  pengembangan Motor RC213V untuk anak emasnya, siapa lagi kalu bukan Marc marquez. Hal ini jelas membuat perkembangan para rider tim Honda Satelit cenderung terbengkalai. Alhasil, dua pembalap tim Honda Satelit  Stefan Bradl dan Alvaro Bautista, harus alami penurunan performa di sepanjang musim 2016 ini .
“Jika Anda melihat pembalap Honda yang lainnya, mereka jauh lebih baik di dua atau tiga tahun lalu. Seperti Stefan Bradl atau Alvaro Bautista yang finis keempat atau kelima. Sekarang mereka di luar 10 besar,” kata Pedrosa mengutip Motorsport, Kamis (9/6/2016).
“Pengembangan motor saat ini hanya untuk Marquez. Padahal Anda harus memikirkan tim, tak hanya tentang diri Anda sendiri,” pungkas pembalap berusia 30 tahun tersebut.
Hingga memasuki seri ketujuh MotoGP musim ini. Kedua rider tim Honda Satelit  Stefan Bradl dan Alvaro Bautista nampak masih tertahan di urutan 13 dan 14 klasemen sementara dengan sama-sama mengantongi 39 poin. Perjuangan kedua joki tersebut untuk naik ke papan atas klasifika tentunya bakal makin sulit, jika Honda masih saja memprioritaskan Marquez sebagai anak emas mereka.

Lorenjo Marah Karena Ianone Tidak Minta Maaf Atas Insiden GP Catalunya


MotoGP - Pada GP Catalunya Spanyol, Lorenzo tidak berhasil menyelesaikan balapan karena tunggangannya ditabrak oleh Iannone yang merupakan pembalap dari Ducati. Yang menjadi permasalahan adalah Iannone tidak memperlihatkan rasa bersalah sehingga Jorge kesal dibuatnya.

Di tikungan 10, Lorenzo dan Iannone terjatuh dan saat itu keduanya sedang ada di lap ke-17 sirkuit Montmelo Catalunya. Iannone sendiri persis ada di belakang Lorenzo kala itu dan di tikungan, pembalap Italia itu terlihat tak mampu menahan laju kendaraannya sehingga Lorenzo yang menjadi korban. Bukan saja Lorenzo yang menjadi korban pada balapan ini, Iannone pun harus gagal menyelesaikan balapan. Tentu bagi Lorenzo ini merupakan sebuah kerugian karena kini posisinya sudah dibalap oleh Marquez di klasemen. Dan Rossi pun semakin mendekat dengan raihan Lorenzo. Lorenzo sendiri sempat merasa deg-degan pada saat kecelakaan itu. Ia mengira akan terjadi cedera pada tulang pinggulnya. Dalam tayangan ulang, memang Lorenzo sempat terlampar jauh dari motor terhempas ke tanah. “Saya tidak mengetahui secara persis apa yang dia lakukan. Apakah ia telat ngerem atau yang lain. Atau ia malah tidak mengerem sama sekali padahal ada pembalap lain di depannya. Yang saya tau saya hanya terlempar ke tanah,” ungkap Jorge di Motorsport. “Saya pikir cedera terjadi pada beberapa bagian tubuh saya namun akhirnya saya menyadari itu merupakan efek kejut belaka,” ungkapnya.  Lorenzo sendiri tampak acuh tak acuh kala Iannone mendekatinya kala kejadian itu. Iannone dikatakan Lorenzo bukannya mencoba minta maaf tapi malah lebih perhatian ke kondisi motor Jorge. Iannone merasa Lorenzo mengalami masalah pada tunggangannya sehingga lajunya melambat. Dan itu yang menyebabkan tabrakan. “Anda bisa saja berbuat salah tapi dan anda harus berani mengucapkan kata maaf. Yang dia lakukan malah bertanya ada apa dengan motor kamu dan ini membuat saya marah,” tambah Jorge.

Lorenzo Kecam MotoGP Karena Tak Hukum Berat Ianone


MotoGP - Kemarahan Jorge Lorenzo terhadap Andrea Ianone belum reda. Rider Yamaha Movistar itu ditabrak Ianone di GP Catalunya akhir pekan lalu. Akibatnya, Lorenzo gagal naik podium. Saking kesalnya, Lorenzo meminta Race Direction untuk menghukum Ianone lebih keras. 
Kali ini Lorenzo mengecam Race Direction, karena tak menghukum Ianone dengan keras. Menurut Lorenzo, rider Ducati tersebut harusnya dihukum lebih dari start di grid terbelakang, saat GP Assens nanti. "Saya pikir memulai balapan dari posisi terakhir tidak cukup. Karena dalam lima sampai tujuh lap ia akan diposisikan di depan lagi karena langkahnya," tukas Lorenzo seperti dilansir Crash.net.   
Lorenzo sendiri mengaku heran dengan ulah Ianone. Terlebih, tak ada kata maaf terlontar dari mulut Ianone. Lorenzo pun kian kesal karena bukannya minta maaf, Ianone malah mempertanyakan menyalahkan mesin motornya, sehingga berujung menabrak Lorenzo.  
Insiden itu terjadi saat keduanya beradu untuk tempat kelima di lap 17. Kejadian Ianone menabrak, bukan kali ini saja. Awal tahun lalu, Iannone bertabrakan dengan rekan setimnya sendiri, Andrea Dovizioso yang membuat mereka berdua finish di urutan terbawah di GP Argentina. Lorenzo akan menggantikan Iannone di Ducati musim depan.

Episode Baru Konflik MotoGP Antara Italia dan Spanyol


MotoGp - Pebalap veteran Italia Valentino Rossi berhasil menjadi juara di MotoGP Katalonia, Barcelona, Minggu (5/6).

Setelah balap, momen menghebohkan terjadi. Rossi untuk kali pertama berjabat tangan dengan pebalap asal Spanyol Marc Marquez. Jabat tangan dan perbincangan akrab itu seolah memupus perang dingin yang terlihat publik antara Rossi dan Marquez.

Konflik dua pebalap beda negara itu terjadi setelah insiden di GP Malaysia pada musim lalu.

Kini, setelah delapan seri grand prix sejak GP Malaysia tahun lalu, publik pun menilai Rossi dan Marquez sudah berbaikan kembali.

Namun, ternyata konflik Spanyol versus Italia di ajang MotoGP ini belum berakhir. Justru berganti tokoh.

Kini rekan satu tim Rossi di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, yang berasal dari Spanyol terlibat konflik dengan pebalap Ducati yang berasal dari Italia, Andrea Iannone.

Lorenzo terpaksa gagal finis di seri ketujuh MotoGP 2016 di sirkuit Katalonia karena ditabrak Iannone dari belakang putaran ke-17 dari 25 lap. Saat itu kedua pebalap tersebut sedang memperebutkan posisi kelima.

Di akhir balap, Lorenzo pun melontarkan pernyataan resmi yang meminta Race Direction memberikan hukuman berat terhadap Iannone, setidaknya sanksi balap.

Namun, Iannone hanya diberi hukuman untuk start dari posisi paling buncit di seri MotoGP berikutnya di Assen, Belanda, 26 Juni 2016.

Terkait insiden yang melibatkan Iannone dan Lorenzo, para pebalap Italia dan Spanyol lain menyampaikan pendapatnya.

Rossi mengaku dirinya menilai Iannone melakukan kesalahan, namun secara tak langsung pebalap Movistar Yamaha itu membela rekan satu negaranya tersebut.

"Saya pikir Iannone melakukan kesalahan dalam rem, dan Jorge bisa memperlambat motor [di tikungan] lebih baik," kata Rossi seperti dikutip dari Crash.

"Setiap orang bisa membuat kesalahan, tetapi mungkin pada momen itu Iannone mencoba untuk terus dari sisi luar dibandingkan dalam."

Bagi pebalap berusia 37 tahun itu, ada momen ketika seorang pebalap menemukan momen tak bisa mengerem sehingga melanjutkan untuk mencari sisi lain agar menghindar dari tubrukan.

"Namun, sekali lagi, sangat mudah untuk mengatakannya saat duduk di sini. Di atas sepeda motor, lebih sulit, dan pastinya memalukan ketika seorang pebalap membuat kesalahan dan itu juga menarik yang lain."

Sementara itu pemimpin klasemen pebalap MotoGP, Marc Marquez, menyayangkan Iannone yang melakukan kesalahan berulang. 

"Tentu saja ini bukan yang pertama. Kita tahu bahwa Iannone selalu mendorong sebanyak mungkin, tetapi terkadang ini terjadi dalam balap. Tahun lalu pada poin yang sama - baiklah berbeda [tikungan 10] - saya memiliki situasi yang sangat sama. Namun, saya mengambil sisi luar dan jatuh sendirian," tukas Marquez.

"Sulit untuk mengalkulasi pengereman dan juga arah Lorenzo, dia selalu bersiap banyak untuk keluar dair tikungan dan itu akan sulit untuk mengerti kapan anda bisa menyerang."

Rekan satu tim Marquez yang juga berasal dari Pedrosa setuju dengan pendapat pebalap berusia 23 tahun itu juga seharusnya bisa mengambil sisi luar agar tak jadi tabrakan.

"Dari yang saya lihat tak ada niat untuk menyebabkan tabrakan atau melewati, tetapi dia mengerem di jalur Lorenzo, sedikit gerakan dari roda depan dan ketika dia hilang kendali dia mengambil sisi dalam untuk beberapa alasan - kita tidak tahu - dan kemudian itu tak cukup untuk menghentikan motor."

Sementara itu Iannone membal diri mengenai insiden Katalonia tersebut. Pebalap yang posisinya di Ducati musim depan akan digeser Lorenzo itu mengatakan," Saya tidak bisa melakukan apapun untuk menghindarinya: Saya mengerem pad apoin yang sama di semua putaran sebelumnya tetapi dia [Lorenzo] sangat lambat pada momen itu."

"Dan sialnya saya menyinggung dia dan kami berdua terjatuh," kata Iannone.

Iannone menyatakan dirinya meminta maaf atas jatuhnya juga Lorenzo dalam insiden tersebut.

"Ini mungkin terlihat bahwa saya datang terlalu cepat dan saya ingin melewati dia tetapi bukan jalannya [membela diri] seperti itu dan kami harus mendapatkan konfirmasi dengan menganalisa data telemetri," tukas Iannone.

Tabrak Lorenzo, Iannone Dihukum Start Terakhir di MotoGP Assen


MotoGp -  Andrea Iannone bakal memulai balapan dari posisi terakhir dalam balapan MotoGP Assen pada 26 Juni 2016. Ini merupakan hukuman yang diberikan kepada pembalap Ducati itu akibat menabrak pembalap Movistar Yamaha Jorge Lorenzo pada ajang MotoGP Catalunya di Sirkuit Catalunya, Minggu malam WIB (5/6/2016).

Seperti dilansir Autosport, insiden tersebut terjadi di lap ke-16. Motor Iannone menabrak ban belakang motor Lorenzo. Braaak! Tabrakan terjadi dan Lorenzo maupun Iannone terjatuh hingga meluncur ke pinggir sirkuit. Insiden itu membuat keduanya tak bisa melanjutkan balapan.
Lorenzo sangat marah kepada Iannone atas insiden itu. Sementara Iannone coba meminta maaf kepada Lorenzo saat berjalan hendak meninggalkan lintasan. Kecelakaan itu membuat Lorenzo kehilangan posisi puncak klasemen pembalap sementara. Juara dunia MotoGP 2015 merosot ke posisi kedua dengan poin 115, 10 angka di belakang pembalap Repsol Honda Marc Marquez yang finis kedua.
Ini merupakan kali kedua Iannonve terlibat dengan pembalap lain sepanjang MotoGP 2016. Sebelumnya, pembalapn asal Italia itu menabrak rekannya sendiri, Andrea Dovizioso pada ajang MotoGP Argentina di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo, 3 April lalu.
Di lap terakhir, tepatnya di tikungan ke-13 Iannone coba menyalip Dovizioso dengan cara yang sedikit nekad. Alhasil keduanya justru bertabrakan dan gagal menguasai podium di bawah Marquez yang menjadi juara. Akibat tindakannya itu, Iannone dihukum penalti tiga posisi lebih rendah di balapan selanjutnya.

MotoGP Catalunya; Luis Salom Selalu di Hati Kami


MotoGP - Pasca insiden kecelakaan yang merenggut nyawa pebalap Moto2 Luis Salom di GP Catalunya, pembalap MotoGP yang naik podium, Valentino Rossi, Marc Marquez dan Dani Pedrosa  kompak mengenakan baju yang bertuliskan "LS39 Selalu di Hati Kami".

Baju berwarna hitam itu didedikasikan untuk mengenang kepergian Salom. Melalui akun twitter resmi MotoGP. Pakaian yang dikenakan tiga orang pembalap MotoGP tersebut sebagai 'Salom Podium Tribute'.
"Tiga orang juara GP Catalunya mengenakan baju "Selalu Di Hati kami". Baju itu untuk mengenang kepergian Luis Salom," kicau @MotoGP.
Mengawali balapan MotoGP Sirkuit Catalunya 2016 dari posisi kelima, pembalap Movistar Yamaha Valentino Rossi berhasil keluar sebagai juara pertama, mengungguli dua pembalap Repsol Honda, Marc Marquez di posisi kedua dan Pedrosa di posisi ketiga, Minggu (5/6/2016) malam WITA.
Rossi mengakhiri balapan di posisi pertama dengan mencatat waktu 44'37.589, sementara Marquez mencatat waktu 44'40.241, dan Pedrosa mencatat waktu 44'43.902.

Alasan Valentino Rossi "Akrab" dengan Marc Marquez Usai MotoGP Catalunya


MotoGP - Ada pemandangan yang tak biasa usai gelaran MotoGP Catalunya, Minggu 5 Juni 2016 malam WIB. Rider gaek Movistar Yamaha, Valentino Rossi terlihat berjabat tangan dengan musuh bebuyutannya dari Repsol Honda, Marc Marquez. Keduanya terlihat akrab. Rivalitas yang kental dalam beberapa tahun terakhir –terutama di penghujung musim lalu yang berlanjut sampai awal musim ini– seakan hilang begitu saja.
Rossi berhasil memenangi balapan di Catalunya, yang merupakan seri ketujuh MotoGP 2016. Start dari posisi lima, The Doctor bisa merangsek naik ke posisi atas dan bertahan hingga garis finis.
Rossi sebenarnya harus bersusah payah dalam meraih kemenangan di ‘rumah’ sang rival. Di beberapa lap terakhir, rider kebanggaan Italia itu sempat bersaing super ketat dengan Marquez. Namun, The Doctorakhirnya bisa keluar sebagai pemenang.
Setelah race, pemandangan menarik pun muncul. Ya, dua rider papan atas yang sejak musim lalu berseteru hebat ini, akhirnya berjabat tangan untuk pertama kalinya.
Seperti diketahui, musim lalu Rossi menuding Marquez sengaja membantu tandem The Doctor di Tim Garpu Tala yang juga kompatriot Marquez, Jorge Lorenzo untuk jadi juara dunia. Tali silaturahmi keduanya terputus, hubungan mereka kian hari kian dingin.
Nah, jabat tangan Rossi dengan rider 23 tahun asal Spanyol itu tentu mengejutkan banyak pihak. Dan setelah balapan, Rossi akhirnya menjelaskan alasannya.

Moto GP Catalunya 2016; Marquez Akui Rossi Jauh Lebih Baik dari Musim Lalu


MotoGP - Valentino Rossi dan Marc Marquez akhirnya berjabat tangan untuk pertama kalinya sejak 2015 usai GP Catalunya Spanyol 2016.

Rossi berhasil keluar sebagai yang terbaik setelah terlibat aksi saling salip di lap-lap terakhir balapan. Kedua pembalap yang kerap jadi seteru ini pun saling memuji usai balapan.
Marquez dengan terbuka mengaku jika penampilan Rossi di seri Moto GP Catalunya jauh lebih baik dibanding musim 2015 lalu. 
"Karena saya sudah di MotoGP, ini adalah saat yang terkuat. Tahun lalu dia (Rossi) kuat, tapi aku merasa tahun ini dia lebih kuat. Dia memiliki kecepatan. Dia benar-benar naik tingkat ke yang lebih baik." kata Marquez dilansir crash.net.
Sementara itu, Valentino Rossi mengaku jika saingan terberatnya adalah Marquez dalam balapan di GP Catalunya. 
Rossi tidak begitu mulus saat melakukan star di posisi lima. Di lap awal The Doctor pun harus berada di posisi delapan dan butuh tujuh lap untuk bisa sampai memimpin balapan. 
"Start saya tidak begitu buruk, tapi aku sangat dekat dengan Dovizioso di pengereman pertama dan saya tidak merem cukup baik. Tapi karena aku punya kecepatan yang baik sehingga bisa mengejar," katanya.
Rossi mengaku niatannya ingin meninggalkan pembalap lain jauh di belakang. Namun, ternyata strategi tersebut tak bisa berhasil ia terapkan bagi Marquez.
"Saya mencoba untuk menarik diri. Strategi ini bekerja dengan semua pengendara lain kecuali dengan Marquez."
"Jadi saya tahu itu akan sangat sulit. Tapi saya merasa baik. Jadi saya mencoba untuk tetap di depan. "
Rossi mengaku ini adalah salah satu balapan yang paling seru yang dialaminya dengan terlibat aksi salip dengan Marquez.
"Aku harus melihatnya di TV. Pasti saya suka. Saya pikir itu sama seperti pertempuran dengan Lorenzo [pada 2009], karena kami saling menyalip sangat sering dan tiba di finis dengan jarak yang sangat dekat."
Rossi tetap berada di posisi ketiga klasemen sementara MotoGP dan terpaut 22 poin dari Marquez dan 12 poin dari Lorenzo.
Sementara itu, di akhir pekan yang sulit bagi MotoGP, Rossi merasa bahwa perlombaan menarik dirinya adalah penghormatan yang tepat untuk memori Salom ini.
"Ini adalah cara terbaik untuk mengingat Salom, penghormatan kecil untuk dia dan keluarganya. Hal ini tidak terlalu penting, tapi semua kita bisa lakukan sebagai pengendara saat ini," kata Rossi.

Marquez: Jabat Tangan Rossi Penting untuk MotoGP


MotoGP - Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, menganggap penting jabat tangannya dengan Valentino Rossi di akhir balapan GP Katalonia, Barcelona, Minggu (5/6). Marquez mengatakan jabat tangan itu datang di momen yang tepat.

Setelah 224 hari menyusul kontroversi di GP Malaysia 2015, Marquez akhirnya mengakhiri perang dingin dengan Rossi. Semuanya berakhir dengan keputusan Rossi yang mengajak Marquez berjabat tangan diparc ferme usai balapan GP Katalonia.

Rossi dan Marquez juga terlihat saling berbicara di podium GP Katalonia, yang tidak diwarnai perayaan sampanye menyusul meninggalnya pebalap Moto2 Luis Salom di latihan bebas kedua.

"Salah satu momen terpenting untuk MotoGP adalah Rossi dan saya berjabat tangan. Ini mungkin akhir pekan dan momen yang tepat untuk melakukannya," ujar Marquez seperti dikutip dariNBC Sports.

Keputusan Rossi untuk mengakhiri perang dingin dengan Marquez tidak lepas dari meninggalnya Salom. Pebalap 37 tahun itu ingin mengakhiri perseteruan dengan Marquez untuk menghormati Salom.

Marquez mengatakan seluruh paddock MotoGP berduka menyusul meninggalnya Salom. Marquez dan Rossi juga mempersembahkan podium GP Katalonia untuk Salom.

"Ini akhir pekan yang sulit bagi semua pebalap, tapi pada akhirnya kami bersama memberikan penghormatan untuk Luis Salom yang pantas dia dapatkan," ucap Marquez.

Marquez untuk kali kedua beruntun finis di posisi kedua. Setelah kalah dari Jorge Lorenzo di GP Italia, The Baby Alien dikalahkan Rossi dalam pertarungan sengit di GP Katalonia.

"Balapan yang menyenangkan dengan Rossi. Saya sedikit kesulitan dengan naiknya suhu dan tidak pernah nyaman. Saya selalu gagal menyalip di momen yang tepat," ujar Marquez.

"Saya sedikit takut dan mulai berpikir rasional, mengetahui Lorenzo sudah gagal finis. Saya pikir pada akhirnya finis di podium hasil yang positif untuk kejuaraan," sambungnya.